THL DEPARTEMEN PERTANIAN 2008

NEW INFO
Pengumuman Daftar Lolos Seleksi Administrasi THL/TB Departemen Pertanian 2008
( Wilayah Jawa Timur untuk S1/S2)
Klik di sini.....

Telah Hadir Komunitas Agribisnis Anak Muda Indonesia


TUMBUH AGRIBISNIS INDONESIA selajutnya di sebut TUMBUH adalah Sebuah Komunitas Pelaku, Pemula, Pemerhati dan Pebisnis Agrobisnis / Agribisnis (mencakup bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, pertamanan, kehutanan, dan agroindustri). Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan bergabung sebagai Komunitas TUMBUH. Selain menjadi anggota online dan offline, Anda juga bisa memanfaatkan berbagai fasilitas. Misalnya, menggunakan Web TUMBUH untuk mendapatkan atau menyampaikan informasi Agribisnis. Web TUMBUH juga bias digunakan sebagai janji temu bisnis atau transaksi bisnis Anda. Dan yang terpenting, Anda akan selalu mendapatkan informasi terbaru dan peluang agrobisnis baik melalui email ataupun SMS, mendapat bantuan dari pengurus dalam menjalankan aktivitas bisnis Anda, serta berhak mendapat perlindungan dan jaminan keamanan dalam menjalankan aktivitas bisnis dengan sesama komunitas TUMBUH. Prinsipnya, hanya dengan Mengisi formulir komunitas.

SEKRETARIAT:

Banaran Potok, Bumi Aji, Kabupaten Malang

Email: imk_priya@yahoo.co.id ,

Fax: ( 031) 8283779, SMS: 0 8 8 8 6 1 4 5 0 2 6.

Tumbuh Agri Web :www.tumbuhagribisnis.co.cc

Tumbuh Agri Group :http://groups.yahoo.com/group/

Formulir Komunitas :http://formulirtumbuhagribisnis.blogspot.com/

22/10/08

PUPUK ORGANIK - Dari Kompos Cacing Tanah


A. Sejarah Budidaya Cacing Tanah di Indonesia

Pada tahun 1983 ditemukan jenis cacing tanah Lumbricus rubellus di Jayagiri Lembang, Kabupaten Bandung sebanyak 7 ekor dan 5 kokon.
• Dari jumlah tersebut berhasil dibudidaya secara laboratories dan berkembang menjadi kurang lebih 5 kg pada talum 1985/1986.
• Secara praktis dapat dibudidaya dan dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan.
• Sekarang, budidaya cacing tanah mulai diminati praktisi praktisi bisnis dengan berbagai tujuan, misal sebagai pengolah limbah, bahan baku sumber protein hewani pakan ternak dan ikan, bahan baku pembuatan kosmetik dan sebagai pakan hewan kesayangan.

Penyediaan Bibit Unggul

BIB Lembang menggunakan pejantan dalam tiga kategori, yaitu sapi pejantan proven (Proven Bull), sapi pejantan Register dan sapi pejantan Performans (performances Bull).
Sapi pejantan dengan kualifikasi Proven pada umumnya bangsa sapi perah Holstein yang diimpor dari NewZealand, Jerman Canada dan Australia, sedangkan sapi pejantan kualifikasi Register dan Performans umumnya digunakan untuk sapi potong seperti bangsa Brahman Simmental, Limmousine, Charolais, AMZ, Santa Getrudis dan lain-lain yang diimpor dari New Zealand dan Australia. Sebaliknya untuk peningkatan produksi sapi lokal melalui grading up digunakan sapi pejantan lokal seperti Ongole dengan kualifikasi performans (Performans Bull). Sampai saat ini BIB Lembang telah memenuhi sekitar 60% dari kebutuhan semen beku di Indonesia sesuai dengan kualifikasi pejantan tersebut diatas

PENGEMBANGAN PETERNAKAN TERPADU
KAMBING DAN COKELAT DI LAMPUNG SELATAN


Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak adalah melalui program pengembangan peternakan secara terkonsen-trasi dalam suatu kawasan agribisnis yang dilaksanakan dengan sistim keterpaduan dengan usaha lainnya.
Implementasi dari program tersebut diantaranya adalah melalui kegiatan pilot proyek pengembangan peternakan terpadu antara kambing dan cokelat di Lampung Selatan. Disamping untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat, pembangunan pilot proyek ini diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam pengembangan peternakan berbasis sumber daya lokal.

"SISTEM INTEGRASI PADI - TERNAK "
PADA PAMERAN PADI NASIONAL DI SUKAMANDI


Pada awal Maret 2002 lalu ditengah bentangan sawah yang luas tepatnya di Balai Penelitian Padi Nasional Sukamandi Subang Jawa Barat Ibu Presiden RI Megawati Soekarno Putri yang didampingi Bapak Menteri Pertanian serta para pejabat lingkup Departemen Pertanian membuka Pamaran Padi Nasional. Para Kasubdit dan staf Direktorat Pengembangan Peternakan yang dipimpin Ir. Dudung Iswara ikut hadir dan menyaksikan acara tersebut.
Berbagai kegiatan yang ditampilkan dalam pameran tersebut antara lain seminar, pameran hasil penelitian dan beberapa percontohan paket pilot proyek perpadian, integrasi padi dengan komoditi sub sektor lainnya termasuk visitor plot integrasi padi - ternak.

PEDOMAN PRODUKSI SAPI
1. Standar Mutu Bibit
Untuk menjamin mutu produksi yang sesuai dengan permintaan konsumen diperlukan bibit ternak yang bermutu. Oleh karena itu diperlukan pengaturan mengenai Standar Mutu atau Kualitas Bibit ternak dan produksinya.
Pengaturannya ditetapkan dengan SK. Menteri Pertanian Nomor : 358/Kpts/TN.410/5/1988 tanggal 30 Mei 1988 tanggal 30 Mei 1988 dimana telah ditetapkan macam standar mutu bibit ternak sapi dalam Standar Pertanian Indonesia khususnya Standar Pertanian Indonesia Bidang Peternakan. Untuk ternak lainnya Standar Mutu Bibit adalah merupakan persyaratan teknis sesuai dengan kesepakatan pakar.

TG BUDIDAYA PETERNAKAN
BUDIDAYA TERNAK SAPI POTONG
( Bos sp. )


1. SEJARAH SINGKAT
Sapi yang ada sekarang ini berasal dari Homacodontidae yang dijumpai pada babak Palaeoceen. Jenis-jenis primitifnya ditemukan pada babak Plioceen di India. Sapi Bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya dikembangkan di Bali dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah seperti: Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi.

DRUM PLASTIK BERPELAT SEBAGAI SILO UNTUK KEMASAN KEDAP UDARA PRODUK SILASE LIMBAH PERTANIAN


Abstrak
Teknologi fermentasi merupakan salah satu cara mengawetkan bahan organik antara lain limbah hijauan pertanian. Dari berbagai macam cara fermentasi, fermentasi yang dilakukan pada limbah hijauan pertanian ini adalah fermentasi asam laktat atau yang dikenal dengan proses ensilasi menghasilkan produk silase hijauan. Seperti umumnya produk silase, maka kondisi anaerob akan menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan produk dari proses kebusukan. Dari hasil kajian di Jombang dan di Tulungagung, kondisi anaerob ini dapat dipertahankan dengan memberikan proses tambahan dalam memproduksi silase.Proses yang diperkenalkan sebagai proses tambahan adalah proses pengemasan dalam drum plastik berpelat setelah sebelumnya diproses dalam silo kolam. Pemrosesan dalam silo kolam dianggap tetap mutlak harus dilakukan apabila ingin memproduksi silase untuk disimpan dalam jangka waktu lama dan dalam jumlah yang besar. Tanpa proses awal dalam silo kolam daya susut produk cukup tinggi mencapai 20%, sehingga kebusukan tetap terjadi dalam kemasan . Dengan menjadikan drum plastik sebagai kemasan kedap udara yang merupakan proses lanjutan dari silo kolam, maka daya susut produk dapat ditekan mendekati 0% sehingga kebusukan dapat dicegah. Drum plastik berpelat ini berfungsi sebagai silo bergerak. Silo bergerak ini dimaksudkan sebagai alat kemas kedap udara sekaligus sebagai alat transportasi silase, sehingga produk silase dapat disimpan dan kebusukan dapat dicegah Dengan kemasan drum plastik ini penyediaan hijauan untuk musim kemarau menjadi bukan masalah lagi. Namun agar para petani peternak dapat dengan mudah mempunyai pakan instan, sebaiknya para petani peternak memiliki sedikitnya 10 buah drum plastik untuk ditukarkan dengan drum plastik yang berisi silase. Dengan sistem yang menyerupai sistim isi ulang, setiap peternak cukup hanya membeli drum berpelat yang kosong , untuk kemudian ditukarkan dengan drum yang sudah berisi silase, untuk mengadakan penyediaan pakan bagi ternaknya

TTG BUDIDAYA PETERNAKAN

PAKAN TERNAK
1. SEJARAH SINGKAT
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).

SILASE “HIJAUAN PAKAN TERNAK BERMUTU”


Teknologi pakan ternak (ruminansia) meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan, meningkatkan daya cerna hewan ternak, dan dapat memperpanjang daya simpan bahan pakan tanpa harus mengurangi mutu secara berarti. Dilain pihak pengembangan teknologi pakan dari hijauan atau limbah pertanian secara aktif telah memberikan sumbangan nyata terhadap penurunan potensi limbah pertanian yang terbuang.
Pengetahuan tentang bahan-bahan pakan dan pakan yang telah siap dikonsumsi oleh ternak, masih terpaku pada pengadaan dan proses, namun belum lebih jauh pada mutu dari kandungan nutrisinya. Teknologi pakan ternak (ruminansia) meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan, meningkatkan daya cerna hewan ternak, dan dapat memperpanjang daya simpan bahan pakan tanpa harus mengurangi mutun secara berarti. Dilain pihak pengembangan teknologi pakan dari hijauan atau limbah pertanian secara aktif telah memberikan sumbangan nyata terhadap penurunan potensi limbah pertanian yang terbuang.
Pengolahan bahan pakan secara fisik, seperti halnya pada perlakuan pencacahan – pemotongan hijauan sebelum diberikan pada ternak akan membantu memudahkan ternak untuk menkonsumsi dan mencerna. Sedangkan perlakuan kimiawi, umumnya ditujukan terbatas pada upaya penambahan aditif atau vitamin atau upaya lain seperti pemecahan dinding sel hijauan yang umumnya mengandung khitin, selulosa dan hemiselulosa sehingga hijauan sulit dicerna dan atau diproses oleh mikroba di dalam rumen (usus ternak), penambahan proses kimiawi ini sangat sedikit diterapkan di perternak kecil, karena adanya biaya tambahan yang tidak sedikit.

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN DALAM KONSENTRAT TERHADAP NILAI DEGRADASI PROTEIN SECARA IN SACCO, KONSENTRASI NH3 dan pH SECARA IN VIVO

PENDAHULUAN

Tepung ikan sebagai bahan pakan ternak memiliki beberapa kelebihan diantaranya mengandung protein yang tinggi hingga 65 %, susunan asam amino yang seimbang dan pada umumnya lebih tahan terhadap degradasi di dalam rumen dibandingkan pakan sumber protein yang lainnya. Penggunaan tepung ikan akan meningkatkan pasokan asam amino untuk di serap di usus halus. Sehingga pemberian tepung ikan dapat mengurangi kontribusinya terhadap konsentrasi amonia dalam rumen dan urea darah.
Sintesis protein mikroba dalam rumen dipengaruhi oleh kecepatan pemecahan N pakan, kecepatan absobsi amonia, kecepatan aliran bahan pakan keluar rumen, kebutuhan mikroba akan asam amino dan jenis fermentasi rumen (Mc Donald and Hall, 1957 dalam Arora 1995). Menurut Hungate (1966) konsentrasi NH3 cairan rumen bervariasi tergantung pada laju degradasi protein, jumlah protein pakan dan waktu setelah pemberian pakan. Menurut Owen dan Zinn (1988) konsentrasi NH3 berubah setelah pemberian pakan yaitu NH3 meningkat setelah pemberian pakan sampai mencapai konsentrasi optimum selanjutnya akan menurun.
Tetapi degradasi tepung ikan sangat bervariasi tergantung berbagai faktor antara lain kesegaran, kualitas bahan baku dan proses pembuatannya. Degradasi tepung ikan dapat bervariasi antara 14 sampai 70 % (Mc Donald et al, 1987). Degradasi yang bervariasi dan level penggunaannya dalam pakan akan mempengaruhi degradasi pakan dan metabolit di dalam rumen diantaranya pH, konsentrasi NH3 dan komposisi VFA. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tentang pengaruh penambahan tepung ikan pada ransum tenak tehadap nilai degradasi protein, konsentrasi NH3 dan pH cairan rumen.

PETERNAKAN KAMBING PERAH


PENDAHULUAN
Kambing perah merupakan miniatur (bentuk Kecil) dari sapi perah. Kedua ternak perah ini memiliki banyak persamaan, tetapi juga memiliki perbedaan yang menonjol. Seperti sapi perah, kambing perah dikembangkan dan diseleksi sejak zaman kuno untuk menghasilkan susu dalam jumlah banyak. Konformasi tubuh pada sapi perah, juga diinginkan pada kambing perah. Struktur kelenjar ambing alveoli, saluran susu, sinterva kelenjar, fungsi anatomi dan fungsi puting dalam memproduksi susu pada kambing perah sama dengan sapi. Penyebaran atau konversi pakan menjadi susu sama antara keduanya.

Kambing Peranakan Ettawa (PE) selain sebagai sumber daging, kambing ini juga diternak untuk diambil susunya. Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mahal harganya. Saat ini harga susu kambing bisa mencapai Rp. 10.000 sampai Rp. 20.000 / liter, sedangkan susu sapi hanya Rp. 3000 / liter. Produksi susu kabing berkisar 1 sampai 2 liter/hari (dengan manajemen dan pakan yang baik).

PROSES PEMBUATAN SILASE


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Usaha peternakan komoditi ternak ruminansia memerlukan penyediaan hijauan pakan yang mencukupi secara kontinyu sepanjang waktu. Selama ini salah satu faktor penghambat usaha ternak ruminansia adalah terjadinya kekurangan persediaan pakan pada saat musim kemarau dan kelebihan hijauan pakan pada musim penghujan.
Di daerah tropis seperti negara Indonesia, penyediaan bahan makanan ternak dalam kuantitas dan kualitas yang cukup pada sepanjang tahun kiranya sangat tipis atau tidak mungkin, apabila tidak diatasi dengan sistem pengaturan penyimpanan/pengawetan hijauan secara baik dan mengetahui proses pembuatan silase sebagai salah satu metode/cara pengawetan hijauan secara benar.
Rumusan Masalah
Masalah yang ditinjau dari makalah ini adalah bagaimana proses pembuatan silase yang baik dan benar.